Selasa, 08 Desember 2009

Anniversary UPTD Graha Teknologi Sriwijaya

UPTD Graha Teknologi Sriwijaya Disdik Sumsel merayakan hari ulang tahunnya yang ke lima. UPTD GT Sriwijaya diresmikan keberadaannya pada tanggal 9 Desember 2004. Untuk memeriahkannya diadakan aneka Lomba Sains yang diikuti oleh para pelajar dari berbagai tingkatan pendidikan mulai dari tingkatan TK, SD, SMP dan SMA sederajat.

Peringatan HUT UPTD Graha Teknologi Sriwijaya dibuka oleh Bpk Ade Kiryana, MEd (Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan). Didalam sambutannya mengatakan kepada para peserta (guru dan siswa) memanfaatkan lembaga ini sebagai sumber daya proses belajar mengajar. Ka. Disdik menyarakan kepada para pengunjung ada tiga tahapan untuk memberdayakan UPTD GT Sriwijaya sebagai sumber daya pembelajaran yaitu sebelum kedatangan, selama kedatangan dan setelah kedatangan. Sebelum kedatangan para guru telah mempunyai tujuan yang akan dicapai dan ekplorasi oleh pelajar, sehingga selama keberadaan anak didik di UPTD GTS dapat mengekplorasi keilmuan yang tersimpan didalam alat peraga dan meminta bantuan kepada pemandu untuk menggunakan dan mengoperasikan alat peraga. Disamping itu, setelah kedatangan siswa telah mendapat pengalaman yang harus ditindaklanjuti dengan diskusi di sekolah. Di dalam pengarahannya juga menyarankan kepada guru dapat memanfaatkan dan mengundang tenaga UPTD GTS(expert)sebagai tenaga pengajar atau tutor disekolahnya.

Senin, 19 Oktober 2009

JUDUL TUGAS

Mahasiswa yang mengambil mata kuliah Sistem Operasi Jurusan TI 71 dan SI 31 STMIK MDP Palembang, dengan ketentuan:
1. Pilih salah satu Judul, judul yang telah dipilih dikirimkan melalui surat elektronik;
2. Judul yang dipilih tidak boleh sama; dan
3. Jika judul telah ada nama tidak diperkenankan yang lain mengambilnya

Daftar Judul


1. Aspek HaKI Perangkat Lunak

2. Organisasi Sistem Komputer

3. Sistem Java

4. Komponen Sistem Operasi

5. System Calls & Programs

6. Struktur/ Hirarki Sistem Operasi

7. GNU / LINUX

8. Proses

9. Konsep SMP

10. Konsep Thread

11. Thread pada Java

12. Konsep Penjadwalan

13. Algoritma Penjadwalan Uniprosesor

14. Penjadwalan Multiprosesor

15. Evaluasi Algoritma

16. Konsep Interaksi

17. Sinkronisasi dan Mutex

18. Masalah Critical Section

19. Perangkat Sinkronisasi

20. Transaksi Atomik

21. Sinkronisasi Linux

22. Starvation dan Deadlocks

23. Diagram Graf

24. Konsep Buffer

25. Readers/Writers

26. Sinkronisasi Dengan Semafor

27. Konsep Dasar Memori

28. Alokasi Memori

29. Pemberian Halaman

30. Arsitektur Intel Pentium

31. Memori Virtual

32. Algoritma Ganti Halaman

33. Strategi Alokasi Frame

34. Memori Linux

35. I / O System

36. Kernel I/O System

37. File System

38. Struktur Direktori

39. Implementasi Sistem Berkas

40. Metoda Alokasi Blok

41. Aneka Aspek Sistem Berkas

42. Media Disk

43. Sistem Berkas Linux

44. Keamanan Sistem Operasi

53. Sistem Terdistribusi

54. Waktu Nyata dan Multimedia

Kamis, 06 Agustus 2009

SMP St Yoseph Lahat Juara Lomba Roket Air Tingkat SMP se Sumsel

Hari ini dilaksanakan Lomba Roket Air di lapangan sepak Universitas Sriwijaya Palembang. Perlombaan ini dibuka oleh Ka. Dinas Pendidikan Prov Sumatera Selatan yang di wakili oleh Kepala UPTD Graha Teknologi Sriwijaya.

Perlombaan ini diikuti 22 SMP se Sumatera Selatan. Para peserta menampilkan roket air sebanyak dua putaran. Peserta dinilai berdasarkan titik jatuh pertama kali roket air mendarat di dalam zona yang ditentukan. Kemudian, jumlah point yang dicapai peserta diakumulasikan. Pada dua putaran telah di dapat SMP ST Yosep Lahat dengan Skor 180, sedangkan SMP Negeri 9 Palembang dan SMP Pusri Palembang dengan nilai akumulasi 100. Kedua peserta terjadi pertarungan yang alot sehingga dilakukan peluncuran roket yang ketiga. Pada peluncuran roket ketiga ini SMP Negeri 9 berhasil menambah mencapai point tertinggi 100 dan SMP Pusri pesawatnya balik belakang (salah arah).

Begitu juga dengan SMP Negeri 8 Palembang, SMP Negeri 24 Palembang, SMP Negeri 2 Lahat serta SMP Patra Palembang. Mereka memiliki nilai yang sama yaitu 80. Untuk mencari urutan 4, 5 dan 6 dilakukan peluncuran rocket tambahan. SMP N 8 Palembang dapat mencapai angka 100 dan SMP N 24 mendapat angka 40. Sedangkan SMP N 2 Lahat tidak sampai zona tujuan dan SMP Patra melewati zona, sehingga keduanya diulangi meluncurkan roket ke 4. Akhir pertarungan adu sasaran roket dimenangkan oleh SMP N 2 Lahat.

Urutan Pemenang:
1. SMP ST Yoseph Lahat;
2. SMP Negeri 9 Palembang;dan
3. SMP PUSRI;

Pemenang harapan:
Harapan 1. SMP Negeri 8 Palembang;
Harapan 2. SMP Negeri 24 Palembang; dan
Harapan 3. SMP Negeri 2 Lahat


Sebagai catatan untuk peserta yang akan datang yang harus diperhatikan adalah
1. melakukan perubahan titk berat rocket;
2. disain dan ukuran sayap yang kurang tepat;
3. perhatikan arah udara dan kecepatan udara.
Ketiga faktor inilah penentu kemenangan dan dibutuhkan kesabaran

Selamat untuk para pemenang dan sampai ketemu di even yang sama tahun 2010.

Sabtu, 01 Agustus 2009

Peraturan Lomba Water Rocket Tingkat SMP se Sumatera Selatan

UPTD Graha Teknologi Sriwijaya Dinas Pendidikan Sumatera Selatan akan mengadakan lomba Water Rocket Tingkat SMP se Sumatera Selatan, pada tanggal 6 Agustus 2009. Perlombaan ini hanya diikuti sekolah - sekolah yang telah pernah dilatih di dalam pembuatan Water Rocket (tahun 2008 dan 2009).

Persyaratan Umum

  1. Peserta adalah sekolah yang telah pernah mengikuti pelatihan pada tahuin 2008 dan 2009,
  2. Setiap sekolah diwakili 1 orang peserta utama dan didampingi 1 orang cadangan dan 1 orang guru pendamping,
  3. Peserta mempersiapkan satu buah roket utama dan satu buah rocket cadangan,
  4. Ketika masuk ke dalam arena peluncuran, peserta tidak dapat ditukar dengan yang lain begitu juga dengan roket-nya;
  5. Panitia menyiapkan launcher (peluncur water rocket) dan pompa tangan, sedangkan nozzle disiapkan oleh peserta.

Ketentuan Perlombaan
  1. Water rocket terdiri dari dua buah botol minuman 1,5 liter;
  2. Berat maksimal rocket 250 gram (kondisi kosong);
  3. Peserta yang memasuki arena lomba hanya 1 orang/sekolah;
  4. Peserta hanya diberikan waktu peluncuran 10 menit, dalam jangka waktu 10 menit belum meluncurkan rocketnya maka di diskualifikasi;
  5. Jumlah air yang dimasukkan dan besarnya tekanan ditentukan oleh peserta sendiri;
  6. Penilaian peserta berdasarkan zona jatuh awal rocket;
  7. Zona penilaian dapat dilihat pada gambar dibawah ini
  • a. Zone I skor = 100 points

    b. Zone II skor = 80 points

    c. Zone III skor = 60 points

    d. Zone IV skor = 40 points


  • Zona Utama


  • Zona Cadangan


Hal - hal yang belum jelas dapat ditenyakan pada saat technical meeting, Insya Allah tanggal 5 Agustus 2009.


Kamis, 05 Maret 2009

Barek Balobeh

Di dalam tulisan ini, saya sengaja mempublikasikan sebuah Barek Balobeh Nagari Koto Nan IV Payakumbuh - 50 Koto Sumatera Barat.
Banyak anak negeri yang telah melupakan atau banyak yang tidak mengerti tentang BAREK BALOBEH kenegarian masing - masing seperti apakah kita peduli asal muasal negeri, lupa, tidak tahu atau tidak ada catatan yang menjelaskan hal tersebut.
Barek Balobeh ini, merupakan sebuah catatan yang saya miliki yang disalin dari Buku mamanda HB Datuk Rajo Nan Sati (sekarang sudaah Almarhum) pad tahun 1989. Dengan kemajuan teknologi informasi, saya akan mempublikasikan catatan tersebut.
Harapan saya, semoga anak negeri dan yang peduli terhadap Minang Kabau dapat bermanfaat.
Atas perhatian diucapkan terima kasih.

BAREK BALABEH KOTO NAN IV

NAN TAPAKAI SEJAK DAHULU

Adapun yang bernama KOTO NAN IV ialah sejak SAWAH LIAT (Kampuang JAWA) Payakumbuh sekarang, hingga BUKIT SIKALAU HILIR (Ngalau) nan hingga NASI RANDAM (Labuah Basilang), hingga PADANG SAMUIK KETENGAH, yaitu KOTO NAN IV, Jorongnyo 8, dusun 7, Tanjung 5, seperti yang diterangkan di bawah ini:

I. NUNANG dengan PARIK RANTANG, Tigo dengan anaknya KAMPUANG PALAM. Tempat rapatnya di BALAI TANGAH, Itulah dinamakan Satu Koto;

II. PADANG TANGAH dengan PADANG TINGGI, Tigo dengan anaknya SIGULAMBAI, tempat rapatnya di BALAI TAKUK terakir itulah Satu Koto pulo;

III. TANJUNG GADANG dengan SUNGAI PINAGO, Tigo dengan anaknya KOTO MALINTANG, tempat rapatnya di BALAI PALAM, itu Satu Koto pulo;

IV. BULAKAN dengan KOTO BOSA (PAKAN SINAYANdan KUBU GADANG) Tigo dengan anaknya PAYAU NAN DALAM, tempat rapatnya di BALAI KANDI, itu Satu Koto pulo.

Maka itulah yang dinamakan KOTO NAN IV, Jorong Nan 8, tetapi tiap – tiap satu koto itu tidak diberi namomnyo, melainkan dimasukkan dalam satu KOTO saja. Seperti yang tersebut dibawqah ini. Delapan dusun Nan 7 asalnya pada nagawari oleh Jorong Nan Delapan,

Dusun 7 itu ialah:

  1. TANJUNG PAUH jo SUMUR LAGI;
  2. Hibuh jo TANJUNG BALEK;
  3. PADANG DATAR jo SUBARANG BATUNG;
  4. KOTO TANGAH jo PADANG JAWI – JAWI;
  5. TALANG jo TABING TINGGI;
  6. PULAI jo BALIK BUKIK;
  7. PAYOLANSAT jo PADANG BUNAI.

Tersebut pula diatas Tanjung Nan Limo

  1. Tanjung Aur Duri;
  2. Tanjung Cubadak;
  3. Tanjung Jau Rabuang;
  4. Tanjung Menanti;
  5. Tanjung Sipangang.

Itulah pula nan dikatakan Tanjuang Nan Limo dalam NAGARI KOTO NAN IV.

Kemudian dari pada itu, tersebut pula bataratak koto asiang, bakaba kapaninjauan. Adapun taratak itu adalah 4:

  1. Taratak Palam;
  2. Taratak Mandinding
  3. Taratak Aur Sigulambai;
  4. Taratak Payo Nan Dalam

Itulah yang dikatakan taratak dalam NAGARI KOTO NAN IV

Dan tersebuit Kubu, yaitu:

  1. Bernama KUBU GADANG, tempatnya di LABUH Bajorong di PAKAN SINAYAN;
  2. KUBU BATUNG, tempatnya di PARIK PANJANG KOTO MANDINDING.

Kegunaannya adalah tempat penjaga nagari pada masa dahulunya. Menurut sepanjang adat skalingkaran tersebut itulah yang dikatokan KOTO NAN IV.

Adapun dalam Nagari KOTO NAN IV, ada 4 induk Suku, yaitu:

  1. Suku Bodi;
  2. Suku Sembilan;
  3. Suku IV Ninik;
  4. Suku V Nan VII

Di dalam ke 4 suku ada 19 kampuang;

  1. Bodi;
  2. Caniago dan termasuk juga kampuang Dalimo, Piliang dan Picancang, jadi adalah 5 kampung;

Di dalam suku Sembilan, enam kampungya:

  1. Koto;
  2. Sikumbang;
  3. Simabur;
  4. Sipisang;
  5. Tanjuang;
  6. Bajokadur.

Di dalam suku IV Ninik, empat kampunya:

  1. Patopang;
  2. Koto Anyir;
  3. Jambak;
  4. Salo

Dalam Suku V Nan VII, ada 4 kampung:

  1. Kampai;
  2. Mandaihiliang;
  3. Bendang;
  4. Melayu

Menurut sepanjang adat dalam Nagari Koto Nan IV, tidak ada Pucuk Nagari, melainkan nan ada Pucuk Ke 4 Suku dan menurut kato pusako, Nagari kokoh empat suku, didalam suku babuah pusek, tiap kampuang batuo, itulah adat nan bapakai.

Yang dikatakan ke IV suku, ialah seperti yang diterangkan diatas.

I. Di dalam suku Bodi, 3 orang yang berpangkat di dalam adat

1. Datuk Sinaro Kayo, Ke IV Suku Kagadangannyo,

2. Datuk Paduko Marajolelo, Pucuk Kagadangannyo

3. Datuk Rajo Mangkuto Nan Kayo , Bunga Sitangkai Kagadanganyo.

Itulah orang yang tiga di dalam suku Bodi

II. Dalam suku Sembilan, 3 orang yang berpangkat di dalam adat

1. Datuk Marajo Indo Nan Mamangun, Ke IV Suku Kagadangannyo;

2. Datuk Rajo Mangkuto Alam, Pucuk Kagadanganyo;

3. Datuk Sumarajo Nan Garang, Legaran Pucuk Kagadangannyo dank e 4 Suku.

Itulah orang yang tiga saselo dalam suku Sembilan

III. Dalam suku IV Ninik, 3 orang yang berpangkat di dalam adat

1. Datuk Panghulu, Ke IV Suku Kagadangannyo;

2. Datuk Sumarajo, Pucuk Kagadangannyo;

3. Datuk Paduko Alam, Bungo Sitangkai Kagadangannyo.

Itulah orang yang tiga saselo dalam suku IV Ninik.

IV. Dalam suku V Nan VII, 3 orang yang berpangkat di dalam adat

1. Datuk Panghulu Rajo Nan Datar, Ke IV Suku Kagadangannyo;

2. Datuk Marajo Basa Nan Kalabu, Pucuk Kagadangannyo;

3. Datuk Damo Ando Nan Hitam, Bungo Sitangkai Kagadangannyo.

Itulah orang yang tiga saselo dalam suku V Nan VII

Orang yang 12 itulah nan satandiang duduk dan makan sajamba. Dan mereka itulah yang gadang ka medan, yaitu Kepala Rapat dalam Nagari Koto Nan IV. Tempat kehimpunnya di Balai Nan Duo namonyo.

Jikalau tumbuah nan sapanjang adat atau timbul perkara dalam adat nagari Koto Nan IV, maka penghulu yang 12 itulah menjadi kepala rapatnya.

Demikianlah Pepatahnya

Rajo Adat di Sembilan, titah nan kadisambah nan di tunggang,

Rajo Ibadat di V nan VII, yaitu aia janiah sajuak nan landai,

Pamuncak adat di IV Ninik, yaitu kokoh elok utang mambaia, lunak utang mamakan,

Peti Bunian di Bodi, yaitu tersimpan adat dan pusako, kikis dan limbago, ka bawah indak baurek, ka ateh indak bapucuak, didalam Bodi – Caniagolah kasudahan kato, tersimpanyo kipan Datuk Sinaro Kayo.

Di dalam orang 12 ini berjalan salangkah dan bakato sapatah didahulukan, ialah Datuk Ke IV Suku. Datuk Ke IV Suku Pucuk dan Bunga Sitangkai itulah yang dinamakan Penghulu yang 12. Tempat meminta air dan sejuk nan landai, cancan yang memutuskan, makan nan menghabiskan, dalam Nagari Koto Nan IV, tempat rapatnyo di Balai Nan Duo.

Jikalau tumbuh apa – apa perkara di dalam adat atau lain – lain nan patut diputuskan dalam nagari, maka orang 12 inilah, kusuik nan kamanyalasaikan, karuah nan kamanjaniahkan. Datuk yang 12 inilah satandiang duduak sajamba makan.

Lain daripada itu, ada pula penghulu – penghulu yang kegadangannyo di dalam adat, yaitu PENGHULU KAMPUANG yang tertua sepanjang adat tiap – tiap kampuang, yaitu:

  1. Datuk Sinaro Nan Pandak, kampuang Bodi, nan bakuaso dalam kampuang Bodi;
  2. Datuk Patih Nan Panjang, kampuang Caniago, nan bakuaso dalam kampung Caniago;
  3. Datuk Rajo Mangkoda Nan Baso, kampung Dalimo, nan bakuaso dalam kampung Dalimo;
  4. Datuk Rajo Mahudum, kampung Piliang, nan bakuaso dalam kampung Piliang;
  5. Datuk Majo Indo Nan panjang, kampung Payobodar, nan bakuaso dalam kampung Payobodar;
  6. Datuk rajo Bilang Sakato, kampung Pagacancang, nan bakuaso dalam kampung Pagacancang;
  7. Datuk Rajo Indo Mangkuto, kampung Tanjung, nan bakuaso dalam kampung Tanjung;
  8. Datuk Sati Nan Balapik, kampung Koto, nan bakuaso dalam kampung Koto;
  9. Datuk Sumarajo nan Gapung, kampung Sikumbang, nan bakuaso dalam kampung Sikumbang;
  10. Datuk Bangso Dirajo Nan Kuniang, kampung Simabur, nan bakuaso dalam kampung Simabur;
  11. Datuk Rajo Nan Sati, kampung Sipisang, nan bakuaso dalam kampung Sipisang;
  12. Datuk bandaro Hitam, kampung Pitopang, nan bakuaso dalam kampung Pitopang;
  13. Datuk Gajur, kampung Kutianyir, nan bakuaso dalam kampung Kutianyir;
  14. Datuk Kadok Marajo, kampung Jambak, nan bakuaso dalam kampung Jambak;
  15. Datuk Marajo, kampung Salo, nan bakuaso dalam kampung Salo;
  16. Datuk Damoansa Nan Putiah, kampung Bendang, nan bakuaso dalam kampung Bendang;
  17. Datuk Bijo Kaduo, kampung Malayu, nan bakuaso dalam kampung Malayu;
  18. Datuk Panghulu Rajo Nan Hitam, kampung Kampai, nan bakuaso dalam kampung Kampai;
  19. Datuk Bagindo Sinarajo, kampung Mandahiliang, nan bakuaso dalam kampung Mandahiliang;

Itulah penghulu – penghulu kampuang nan 19 dalam Nagari Koto Nan IV.

Jikalau tumbuah apa – apa dalam Nagari Koto nan IV, di dalam adat di kampuang, kusuik indak salasai, karuah nan indak janiah olehnya, maka datuk – datuk itulah yang akan membawa perkara kepada Kerapatan Datuk Ke IV Suku serta Pucuk dan Bunga Sitangkai serta cermin terusnya tersebut.

Kalau perkara itu sudah sampai kepada kerapatan datuk Ke IV Suku, maka datuk Ke IV Suku-lah cancan yang manyalasikan, makan yang manghabiskan, satitiak jadi lauik, sakapa jadi gunuang.

Maka lain dari pada itu, datuk Ke IV Suku ada pula HULUBALANG adatnya, tiap – tiap suku dua orang hulubalangnya:

I. Dalam Suku Bodi

1. Bagindo Nan Barampek, Hulubalang

2. Sutan Samarajo, Ampanglimo

II. Dalam Suku IV Ninik

1. Sutan Kampar, Hulubalang

2. Nan Barampau, Ampanglimo

III. Dalam Suku Sembilan

1. Marajo Laksamana, Hulubalang

2. Paduko Selo, Ampanglimo

IV. Dalam Suku V Nan VII

1. Ampang Labiah, Hulubalang

2. Panghulu Kayo, Ampanglimo

Jikalau tumbuah alek jo jamu mamakai sapanjang adat, di dalam Korong jo kampuang, diatas jo tango, hulubalang dan ampanglimo itulah nan makan kalimo dengan datuk – datuk nan 12 itu.

Dalam nan tigo salelo, satu hulubalang, satu ampanglimo, itulah nan melihat ereng jo gendeng, mengetahui cukuik jo kurang.

Adapun orang yang Koto Nan IV, berasal dari Pariangan Padang panjang dan dari sana ada yang turun ke Tanah Datar, ada turun ke Lubuk Agam, dari nagari yang desa itu, ada pula yang turun di Situjuh, ke Air Tabik, ke Koto Nan Gadang dan lain – lain baru ke Koto Nan IV.

Adapun adat yang terpakai dalam Koto Nan IV, ialah adat Bodi – Caniago.

Demikianlah bareh balobeh Nagari Koto Nan IV dengan ringkasnya.

Dikuatkan pada Kerapatan Adat Nagari Koto Nan IV 30 Agustus 2603

Disalin menurut aslinya tanggal 28 Maret 1988, dan diketik ulang pada tanggal 28 Februari 2009 oleh: Indrawan, Sikumbang Datuk Rajo Nan Sati.

Naskah ini disalin dari Buku mamak suku Sikumbang jorong Pakan Sinayan, Nagari Koto Nan IV, Payakumbuh yang bernama HB Datuk Rajo Nan Sati (sudah Almarhum), yang ditulis oleh Ramayus Sutan Basa dari Buku Aslinya Kepunyaan Datuk Indo Kayo (pensiunan Jaksa)